Herman Suherman – Petani milenial manjur menjadi sebuah harapan bagi Cianjur, dalam memaksimalkan potensi yang di miliki oleh kabupaten Cianjur, karena Cianjur terkenal sebagai kabupaten agraria yang memiliki tanah yang luas dan juga subur di provinsi Jawa Barat.
Dulu pada tahun 70-an ada lagu terkenal, yang di nyanyikan oleh group musik Koes Plus liriknya “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” judulnya adalah kolam susu, dalam lagu tersebut menggambarkan betapa suburnya tanah indonesia, dan itu tidak salah, karena salah satu kabupaten yang paling subur di Indonesia adalah Kabupaten Cianjur.
Cianjur merupakah kabupaten terluas kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Sukabumi, dengan di dukung, pergunungan dan lautan Cianjur sangat subur, dan Cianjur juga sudah bekerjasama dengan IPB untuk mengecek tanah yang ada di 32 Kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur, untuk kita teliti tingkat kesuburan tanah tersebut cocoknya di tanami apa.
Jadi nanti para petani milenial manjur ini, untuk menanam produk pertanian dan holtikultura akan di arahkan oleh pendamping pertanian kalau menanam jenis tanaman tersebut dimana tempat yang tepat dan akan menghasilkan produk yang paling bagus.
Contohnya kita kirimkan tanah dari kecamatan Cijati, ternyata tanah di Cijati sangat cocok untuk menanam bawang merah, ternyata kita kalau ingin mendapatkan bawang merah dengan kualitas bagus tidak harus membeli ke brebes, cukup tanam saja bawang dengan bibit terbaik di Cijati, maka hasilnya akan bagus. Untuk bawang putih ternyata bagus di tanam di daerah gedeh kecamatan cugenang.
Namun ketika saya mengadakan sidak ke beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten Cianjur dari mulai pasar induk dan beberapa pasar kecamatan sampai dengan pasar yang ada di Cianjur Selatan, ternyata rata-rata produknya bukan hasil pertanian dari petani Cianjur, akan tetapi di datangkan dari luar Cianjur.
Hal ini yang menjadi motivasi saya untuk mensukseskan program petani milenial manjur dan juga membuat BUMD yang bergerak khusus dalam pertanian, yaitu BUMD Sugih Mukti yang akan menjadi offtaker dari produk hasil tanam dari para petani milenial manjur ini.
Jadi nanti para petani milenial manjur ini tidak perlu mencari siapa yang akan membeli produk hasil tanamannya, karena nanti akan dibeli oleh BUMD, namun petani ini harus menanam sesuai dengan arahan dan kebutuhan dan juga standar kualitas yang ditentukan oleh BUMD.
Maka para petani milenial manjur ini sekarang kita kumpulkan untuk di berikan pelatihan dan pendidikan bagaimana cara bertani yang baik saat ini, dengan memanfaatkan segala potensi yang ada dan juga kedepannya memanfaatkan teknologi tepat guna, tanpa merusak tanah dan lingkungan yang ada.
Adapun untuk para petani yang tidak memiliki modal, kita akan bantu dan pertemukan dengan BPR Cianjur, LKM Akhlakul Karimah dan juga Bank BJB, agar di beri bantuan permodalan sesuai dengan kebutuhan, dan caranya dengan cara by request tidak sekaligus di berikan uangnya, namun disesuaikan dengan kebutuhan pertanian, karena ini modal kerja yang harus produktif tidak boleh menjadi konsumtif.
Adapun untuk bibit dan pupuk akan di bantu secara bertahap oleh dinas pertanian dan juga disesuaikan dengan kebutuhan dari petani itu sendiri dan berdasarkan rekomendasi dari para penyuluh pertanian yang mendampingi para petani milenial manjur.
[…] Pelatihan Petani Milenial Manjur di Resmikan Herman Suherman […]